Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Krisis Identitas dalam Keamanan Siber - Mengapa Bisnis Harus Memikirkan Kembali Keamanan Identitas

Krisis Identitas dalam Keamanan Siber - Mengapa Bisnis Harus Memikirkan Kembali Keamanan Identitas - Di dunia yang mengutamakan digital saat ini, identitas adalah segalanya. Seiring dengan pesatnya penggunaan layanan cloud, model kerja hibrida, dan integrasi pihak ketiga oleh berbagai organisasi, lanskap ancaman siber pun ikut berkembang, dengan para penyerang yang semakin menargetkan titik-titik lemah dalam manajemen identitas dan akses untuk menyusup ke dalam sistem. 

Sebanyak 80% pelanggaran data melibatkan kredensial yang disusupi, namun banyak organisasi masih mengandalkan langkah-langkah keamanan berbasis kata sandi yang sudah ketinggalan zaman sehingga membuat mereka rentan terhadap serangan. Akibatnya, manajemen identitas telah menjadi tulang punggung keamanan siber modern.

Krisis Identitas dalam Keamanan Siber - Mengapa Bisnis Harus Memikirkan Kembali Keamanan Identitas


Keamanan identitas yang kuat tidak hanya mencegah akses yang tidak sah; tetapi juga memastikan kepatuhan terhadap peraturan perlindungan data dan meningkatkan efisiensi operasional. Pada Hari Manajemen Identitas ini, bisnis harus mempertimbangkan kembali pendekatan mereka untuk mengamankan identitas digital – karena dalam lanskap ancaman yang berubah dengan cepat saat ini, melindungi identitas berarti melindungi segalanya.

Tantangan Keamanan Identitas Modern

Cara kita bekerja telah berubah, tetapi terlalu banyak organisasi yang terus mengandalkan model keamanan yang tidak lagi sesuai dengan tantangan dunia modern. Faktanya, laporan mengungkapkan bahwa 88% organisasi masih mengandalkan kata sandi sebagai metode autentikasi utama mereka. 

Meskipun tampak sederhana, autentikasi berbasis kata sandi saja membuat bisnis rentan terhadap ancaman dunia maya, karena kata sandi tetap menjadi titik masuk yang paling sering diincar para peretas.

Kata sandi yang lemah, digunakan kembali, atau dicuri dapat dengan mudah dieksploitasi melalui phishing, credential stuffing, dan serangan brute-force. Insiden terbaru di Mailchimp menunjukkan bagaimana penyerang mengeksploitasi kredensial karyawan untuk membahayakan ratusan akun pelanggan, yang menggarisbawahi betapa rentannya bisnis.

Baca juga:Asus Vivobook Pro 15 OLED K6502ZC Review, Laptop yang Cocok untuk Kreator Konten!

Risiko di dalam organisasi juga sama berbahayanya. Karyawan dengan izin akses yang berlebihan atau terus-menerus dapat membahayakan keamanan sistem tanpa disadari atau dengan sengaja. Sebuah studi tahun 2023 menunjukkan bahwa 76% organisasi di kawasan Asia-Pasifik mengalami pelanggaran keamanan terkait identitas karena kredensial akses yang dikelola dengan buruk. Ancaman internal, yang melewati lapisan keamanan eksternal, sangat sulit dideteksi dan diatasi.

Ketika kredensial dibobol, hasilnya bisa sangat buruk, yang berujung pada pencurian data, penghentian operasional, dan kerugian finansial. Meningkatnya serangan siber berbasis AI hanya meningkatkan urgensi untuk keamanan identitas yang lebih kuat. Strategi manajemen identitas modern sangat penting untuk mengurangi risiko yang terkait dengan ancaman modern.

Memilih Solusi yang Tepat

Organisasi sering kali merasa kewalahan dengan beragamnya solusi manajemen identitas yang tersedia. Namun, sekaranglah saatnya untuk menggunakan alat yang tepat guna mengatasi ancaman dan celah keamanan yang terus berkembang.

Single Sign-On (SSO) Dikombinasikan dengan Autentikasi Multifaktor (MFA) 

SSO menyederhanakan akses dengan memungkinkan pengguna masuk sekali untuk beberapa sistem, mengurangi kelelahan kata sandi dan menurunkan risiko penggunaan kata sandi yang berulang. 

Namun, SSO saja tidak cukup. Jika penyerang mencuri satu set kredensial, mereka dapat memperoleh akses ke beberapa sistem. Itulah sebabnya SSO harus dikombinasikan dengan Autentikasi Multifaktor (MFA) untuk meningkatkan keamanan. Selain itu, banyak situs web dan sistem tidak mendukung SSO, sehingga menimbulkan celah keamanan yang kritis dalam organisasi.

Manajemen Kata Sandi Perusahaan 

Manajemen kata sandi perusahaan mengisi celah yang ditinggalkan oleh SSO dan mengamankan kredensial organisasi dengan menyimpan dan mengelola kata sandi dengan aman. Model zero-knowledge meningkatkan keamanan dengan memastikan bahwa kredensial tidak pernah disimpan dalam bentuk teks biasa. 

Bahkan jika penyedia dilanggar, data tetap terlindungi. Manajemen kata sandi perusahaan mengatasi kerentanan umum berupa kebersihan kata sandi yang buruk dan, jika dikombinasikan dengan SSO dan PAM, menawarkan solusi manajemen identitas yang komprehensif.

Privileged Access Management (PAM) 

PAM melindungi sistem yang paling sensitif dengan mengelola akses istimewa. Dengan Role-Based Access Control (RBAC), PAM memastikan hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses sistem penting. Jika akun istimewa disusupi, konsekuensinya bisa sangat besar. PAM meminimalkan risiko dengan membatasi akses, memantau aktivitas, dan memelihara log audit, sekaligus memberlakukan akses dengan hak istimewa paling rendah.

Kesimpulan

Hari Manajemen Identitas merupakan pengingat tepat waktu bagi bisnis untuk fokus pada peran penting keamanan identitas dalam dunia digital saat ini. Seiring berkembangnya ancaman dunia maya, penguatan manajemen identitas tidak lagi menjadi pilihan – hal ini penting untuk melindungi data sensitif dan memastikan ketahanan operasional. Sekaranglah saatnya bagi organisasi untuk menilai dan meningkatkan strategi manajemen identitas mereka, merangkul solusi modern yang dapat menjamin keamanan di masa depan dan memenuhi tuntutan era digital.

Oleh Darren Guccione, CEO dan Co-Founder, Keeper Security

Anda mungkin suka:Review Kamera Poco C65, Masih Menarik di 2025?

Post a Comment for "Krisis Identitas dalam Keamanan Siber - Mengapa Bisnis Harus Memikirkan Kembali Keamanan Identitas"