Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Indonesia: Mengajak Sektor Swasta dalam Konektivitas Satelit

Indonesia: Mengajak Sektor Swasta dalam Konektivitas Satelit - Dalam sebuah inisiatif untuk memfasilitasi konektivitas bagi sekitar 45 juta masyarakat di beberapa wilayah paling terpencil di Indonesia, Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) bekerja sama dengan PT Satelit Nusantara Tiga (PSNT) akan mengembangkan, meluncurkan, dan mengoperasikan satelit telekomunikasi.

Dewan Direksi AIIB telah menyetujui dana sebesar 150 juta dolar AS untuk Proyek Satelit Multifungsi PPP Indonesia, program pengembangan infrastruktur berbasis satelit pertama yang didanai oleh AIIB, yang akan meningkatkan konektivitas masyarakat Indonesia sebagai salah satu anggota AIIB, agar dapat menjalin komunikasi hingga ke pelosok nusantara.



Program ini selaras dengan misi pendanaan Infrastruktur untuk Masa Depan atau Infrastructure for Tomorrow, yang akan menghubungkan orang-orang di berbagai sekolah, rumah sakit, dan Pemerintah Daerah di wilayah-wilayah yang masih sulit dijangkau, dengan warga dunia lainnya. Keterhubungan ini akan membuka akses bagi pengetahuan, peluang perdagangan, peningkatan layanan kesehatan dan pemerintahan, untuk mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik.

Baca juga:Poco M3 Review: Smartphone 1 Juta-an yang Nyaris Sempurna…!

Proyek ini dilaksanakan dalam bentuk kemitraan inovatif antara sektor publik dan swasta (atau public private partnership, PPP) yang menyatukan Pemerintah Indonesia dan sektor swasta melalui dukungan AIIB. Dukungan dan jaminan Pemerintah Indonesia terhadap PPP ini menjadi sangat penting bagi keberlangsungan proyek, mengingat skala dan total biaya proyek sebesar 540 juta dolar AS.

Menurut Adi Rahman Adiwoso, Chief Executive Office PSNT, didirikan pada tahun 1991 untuk mengoperasikan dan mengelola satelit, PSNT memiliki target untuk mengorbitkan dan mengoperaskan satelit terbarunya pada 2023. 



“Proyek ini berdampak amat penting bagi jutaan masyarakat,” jelasnya. “Proyek ini dapat memberi inklusi digital bagi para siswa di sekitar 94 ribu sekolah melalui pembelajaran daring, meningkatkan konektivitas bagi 3.700 pusat kesehatan, dan menghubungkan 3.900 pemerintah daerah dengan pusatnya di Jakarta.”

Program ini diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika karena tantangan kondisi geografis Indonesia terhadap penetrasi internet. Konektivitas berbasis satelit merupakan satu-satunya pilihan teknologi yang memungkinkan akses komunikasi bagi lokasi-lokasi terluar di Nusantara.

Satelit ini sedang diproduksi oleh Thales Group di Perancis dan akan memiliki kapasitas 150 Gbps dengan frekuensi Ka-Band. PSNT bertanggungjawab untuk mengawasi pembangunan dan peluncuran satelit, memastikan orbit satelit, dan mendapatkan lokasi gateway dan stasiun bumi, mendapatkan asuransi dan mengoperasikan, serta memelihara satelit, serta stasiun gateway dan bumi. 

Baca juga:Asus ROG Phone 3 Review: Nggak Ada Lawan!

Ravi Talwar, Executive Vice President dan Direktur Keuangan PSNT mengatakan bahwa hal ini tidak akan terwujud tanpa dukungan AIIB.

“AIIB memiliki peran sangat penting dalam proses ini,” jelasnya. “Institusi pendanaan swasta lain telah memberikan pinjaman, namun AIIB secara konsisten telah mendukung investasi strategis bagi negara-negara anggota, dalam kasus kami, hal ini tidak mungkin dimulai tanpa dukungan AIIB tersebut.”

Pendekatan PPP juga tidak kalah penting dalam kesuksesan proyek, lanjut Ravi, dengan jaminan Pemerintah sebagai pelanggan tunggal dari produk akhir, sembari memberikan bantuan dalam menyediakan lisensi, pembebasan lahan, konstruksi, dan insentif pajak.

Kendati proyek ini merupakan pertama kalinya PSNT berkolaborasi dengan AIIB, prosesnya berjalan dengan lancar, dan PSNT berharap dapat bekerja sama lebih lanjut dengan AIIB di masa depan.

Asim Rana, AIIB Principal Investment Officer, menyebut bahwa ada beberapa “tantangan unik” dari proyek ini, namun menekankan pentingnya proyek ini karena “infrastruktur merupakan salah satu pendorong utama upaya pengentasan kemiskinan.”

Sebagai proyek pertama AIIB dari pasar pembiayaan yang sangat khusus, prosesnya sendiri merupakan “kurva pembelajaran yang tajam,” ungkap Rana. Namun, proyek ini telah memberikan AIIB pengalaman yang kuat untuk turut terlibat dalam proyek satelit telekomunikasi lainnya di masa depan. Hal ini penting bagi para penerima manfaat termasuk pemerintah dan end user, karena pada skala ini akan sangat rumit dan memakan biaya yang besar jika harus sepenuhnya bergantung pada pembiayaan sektor swasta.

“Karena ini merupakan proyek yang akan digunakan Pemerintah, dari perspektif resiko, pendanaan terbaik adalah melalui skema PPP,” kata Chris Box, AIIB Senior Investment Officer.

Membiayai sepenuhnya proyek seperti ini dari sektor swasta melalui bank komersial akan sangat menantang, mengingat panjangnya jangka waktu pembiayaan yang dibutuhkan untuk mewujudkan proyek bagi para investor swasta. Oleh sebab itu, dipilihlah solusi terbaik, yakni pembiayaan gabungan dari AIIB, Bank-bank umum yang dijamin oleh Badan Kredit Ekspor, serta bank komersil swasta lainnya. Besarnya pembiayaan yang diberikan oleh AIIB sangat penting dalam memastikan tersedianya dana yang cukup untuk keseluruhan proyek.

Baca juga:Sony SRS-XB01 Review: Jernih Banget dan Detail!

Para calon end-user menyatakan bahwa mereka sangat antusias menyambut kemungkinan-kemungkinan baru bagi mereka.

Diana, seorang pengajar di wilayah terpencil di Indonesia mengatakan bahwa interkonektivitas yang lebih baik akan sangat membantunya dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.

“Saya sangat membutuhkan konektivitas, terutama saat pembelajaran daring maupun menjaga komunikasi,” jelasnya.



Anaknya yang masih kecil, Deo, juga sangat menginginkan konektivitas yang lebih baik.

“Saya sangat tidak suka jika koneksi internet lambat saat menjalankan sekolah daring,” katanya. “Saya merasa frustrasi dan kesal, jadi sangat baik jika seandainya layanan baru ini dapat memecahkan masalah tersebut.”

Para pekerja dari sektor lain juga setuju bahwa jaringan komunikasi yang lebih baik akan membuka peluang baru bagi mereka.

Prima Antharida, seorang musisi, mengungkapkan bahwa kecepatan internet yang lambat dapat mengacaukan pertunjukan livestreaming. Sementara bagi Asman, seorang mitra layanan ride-hailing berbasis internet dapat secara langsung berdampak positif dalam penghasilannya.

Bagi AIIB, perusahaan swasta, dan pemerintah pusat, proyek ini dapat menjadi tolok ukur bagi program serupa yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan wilayah tertinggal.

Tentang AIIB

Bank Investasi Infrastruktur Asia atau Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) adalah bank pembangunan multilateral dengan misi pendanaan infrastruktur untuk masa depan—infrastruktur berlandaskan prinsip keberlanjutan. Berkantor pusat di Beijing, AIIB mulai beroperasi pada Januari 2016 dan terus bertumbuh hingga kini memiliki 103 anggota yang disetujui di seluruh dunia. 

AIIB memiliki kapitalisasi sebesar 100 miliar dolar AS dan menduduki peringkat Triple A dari lembaga pemeringkat kredit internasional terkemuka. Melalui berbagai kemitraan, AIIB berupaya untuk memenuhi kebutuhan klien dengan menyediakan pendanaan dan investasi dalam infrastruktur yang ramah lingkungan, berbasis teknologi, dan mengusung konektivitas regional.

Anda mungkin suka:Review Asus ZenBook Duo 14 UX482EG, Laptop Berkinerja Tinggi dengan Layar Ganda

Post a Comment for "Indonesia: Mengajak Sektor Swasta dalam Konektivitas Satelit"